Begitu banyak kisah dan pengalaman yang pernah terjadi di dalam hidup saya, baik itu manis atau pahit semua mengalir dan terjadi. Semua pelajaran itu saya sikapi dan saya terima dengan kelapangan hati. Seringkali saya terlalu egois dan melakukan sesuatu hanya dengan perasaan saja tanpa berpikir dengan akal sehat. Saya tidak peduli dengan kata orang lain atau mungkin hati kecil saya mengenai apa yang sedang saya jalani itu salah atau benar dan memikirkan resiko yang akan saya terima nantinya. Namun, begitu saya sadar bahwa apa yang saya lakukan itu salah, kepalang sudah terjadi. Sebagai manusia biasa saya hanya bisa merasa bersalah dan menyesal. Kesalahan tidak mungkin dapat terhapus dan sakit hati pasti saya rasakan dan tidak mungkin berubah lagi. Secara sadar atau tidak, saya sudah menyakiti orang lain atau bahkan menyakiti diri saya sendiri. Saya hanya bisa mengakui kesalahan saya dan meminta maaf, karena sudah menyakiti perasaan orang lain. Walaupun akhirnya mereka mau memaafkan saya atau tidak, tapi saya yakin pasti ada perubahan yang terjadi di dalam kepala dan hati mereka tentang saya. Namun, ketika ada seseorang menyalahi atau menyakiti saya. Saya pasti akan memaafkan orang tersebut siapapun orang itu. Bagi saya memaafkan itu adalah hal yang mudah. Bahkan sebelum orang itu meminta maaf kepada saya atas apa yang mereka perbuat, saya pasti akan memaafkan mereka. Tapi, untuk melupakan apa yang telah orang itu lakukan kepada saya, mungkin itu yang tidak mudah. Waktu pasti akan menyembuhkan, tetapi bekas luka yang tertoreh pasti tidak akan hilang. Secara sadar dan tidak sadar, orang-orang yang pernah menyakiti saya dan membuat hati saya luka menjadi salah satu bagian yang penting dalam hidup saya. Entah dalam arti negatif atau positif. Tapi, saya harus berterima kasih kepada mereka, karena tanpa kehadiran mereka saya menjadi sadar sudah tersakiti dengan sedemikian rupa dan karena mereka jugalah saya belajar menjadi tegar. Pada akhirnya saya hanya bisa kembali kepada TUHAN dengan berpasrah dan berserah kepada-Nya. Memohon petunjuk dan bimbingan-Nya agar diberikan jalan yang terbaik bagi hidup saya. Tetap berpikir secara logis dan menggunakan akal sehat dalam menentukan dan memutuskan segalanya. Dan yang tidak saya sadari adalah orang-orang yang selalu disamping saya, saya masih punya keluarga, saudara, teman, dan sahabat yang sangat saya cintai dan sayangi yang tanpa undangan selalu ada untuk memberikan dukungan dan solusi untuk masalah yang sedang saya hadapi, dan juga menjadi penasehat dan pendengar yang baik yang tidak dapat tergantikan oleh psikolog manapun. Maka dari itu, saya selalu ingat bahwa saya tidak pernah sendiri dan kesepian selama orang-orang terpenting seperti mereka masih ada disamping saya dan di dalam hidup saya. Bersama mereka saya tidak pernah sendiri, dimana pun, dan kapan pun! Label: confession, curhat, story |
Anggun, membaca tulisan ini seperti bercermin, kembali pulang pada suatu kondisi tertentu dalam hidup saya yang pernah terjadi, dan saya yakin setiap orang pasti pernah mengalaminya.
Yang membahagiakan adalah, ternyata, pengalaman-pengalaman semacam ini justru membuka mata saya ttg orang2 tersayang yg selalu berada di dekat saya, yg karena begitu dekatnya sampai2 tidak disadari betapa pentingnya mereka dan betapa besarnya kasih sayang dan penerimaan yang mereka berikan ketika saya memerlukan dukungan. Kadang2 saya berpikir, pelajaran pahit yang telah saya terima mmg didisain khusus agar saya justru menyadari betapa beruntungnya saya.
Ya, kita memang tidak pernah sendirian, walaupun 'rasanya' seperti itu, namun sesungguhnya tidak seperti itu. Kalaupun tidak ada siapa2, Dia selalu hadir.
GBU Anggun, keep moving forward (^_^)